oleh Richard Stallman
(Versi of April 24, 1992)
[ ENGLISH ] --- Bahasa [ Ceko | Indonesia | Inggris | Perancis | Portugis | Rusia | Spanyol ]
Keberadaan perangkat lunak tidak dapat menghindarkan pertanyaan perihal, bagaimana seharusnya memutuskan aturan penggunaannya. Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai salinan sebuah program bertemu dengan orang lain yang ingin menyalinnya. Apakah mereka dibolehkan untuk menyalin program tersebut; siapakah yang seharusnya menentukan apakah hal tersebut diperbolehkan? Apakah pihak tersebut diatas terlibat? Ataukah ada pihak lain, yang disebut sebagai ``Pemilik''.
Biasanya, asumsi kriteria para pengembang perangkat lunak untuk pertanyaan tersebut, ialah memaksimalkan keuntungan para pengembang. Kekuatan politik bisnis telah mengarahkan pemerintah untuk menerima kriteria ini yang diajukan oleh para pengembang: suatu program mempunyai pemilik, biasanya sebuah perusahaan yang berhubungan dengan pengembangannya.
Saya ingin mempertimbangkan pertanyaan serupa dengan menggunakan kriteria yang berbeda: kesejahteraan dan kebebasan masyarakat pada umumnya.
Pertanyaan tersebut di atas kurang dapat terjawab dengan perangkat hukum dewasa ini--hukum yang seharusnya sesuai dengan etika, dan bukan sebaliknya. Tidak juga dengan kebiasaan perilaku dewasa ini, walau pun menyarankan beberapa jawaban. Satu-satunya jalan untuk menilai ini ialah menyimak siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan dengan adanya kepemilikan perangkat lunak, mengapa, dan seberapa besar. Dengan kata lain, kita seharusnya melakukan analisa untung-rugi atas nama masyarakat secara keseluruhan, tanpa mengesampingkan kebebasan individu serta produksi barang-barang materi.
Dalam tulisan ini, saya akan menerangkan tentang efek-efek dari kepemilikan, dan menunjukan bahwa hasilnya merupakan sebuah kerugian. Kesimpulan saya ialah bahwa para pemrogram memiliki kewajiban untuk mengajak para pemrogram lainnya untuk: berbagi, mendistribusi ulang, mempelajari, serta meningkatkan kinerja perangkat lunak sesama pemrogram. Dengan kata lain, mengembangkan perangkat lunak ``bebas'' (1).
Aturan yang berlaku dewasa ini menganggap program merupakan hak milik. Dua alasan yang diajukan oleh pihak yang diuntungkan aturan ini ialah: alasan emosional dan alasan ekonomi.
Alasan emosional akan seperti berikut: ``Saya sudah susah payah, sepenuh hati menambatkan jiwa pada program ini. Ini datang dari saya, sehingga ini milik saya!''
Alasan ini tidak memerlukan pembantahan yang serius. Perasaan keterikatan dapat tumbuh pada para pemrogram jika mereka telah menyatu dengan programnya; hal ini tidak dapat terelakan. Bandingkan, sebagai contoh, betapa mudahnya para pemrogram tersebut menyerahkan seluruh haknya kepada sebuah perusahaan besar untuk mendapatkan gaji; keterikatan emosi hilang secara misterius. Sebaliknya, para artis dan seniman besar pada jaman pertengahan, mereka tidak mencantumkan sama sekali nama mereka pada hasil pekerjaannya. Bagi mereka nama bukan lah suatu yang penting. Permasalahannya adalah bahwa pekerjaan dapat diselesaikandan tujuannya dapat tercapai. Pandangan ini telah bertahan ratusan tahun lamanya.
Alasan ekonomi akan kira-kira seperti berikut: ``Saya ingin kaya (biasanya diutarakan secara kurang akurat sebagai `mata pencaharian'), dan jika anda tidak mengijinkan saya menjadi kaya dengan memrogram, maka saya tidak akan memrogram. Jika orang lain seperti saya, maka tidak akan ada orang mau memrogram. Maka anda akan tertahan dengan tidak adanya program sama sekali!'' Ancaman ini biasanya dianggap sebagai nasihat bersahabat dari yang bijaksana.
Berikut akan dijelaskan, mengapa ancaman tersebut hanyalah gertak sambal. Pertama-tama, saya ingin mengalamatkan sebuah asumsi implisit yang lebih masuk akal dalam formulasi lain dari alasan tersebut.
Formulasi tersebut dimulai dengan membandingkan keuntungan sosial dari adanya program berpemilik dengan keadaan tanpa program tersebut, dan kemudian menyimpulkan bahwa pengembangan perangkat lunak berpemilik secara keseluruhan, menguntungkan, dan seharusnya berkembang. Kekeliruan disini ialah hanya membandingkan 2 buah hal--perangkat lunak berpemilik dengan tanpa perangkat lunak--dengan anggapan bahwa tidak ada kemungkinan lain.
Pada sebuah sistem berHaKI, pengembangan perangkat lunak biasanya terkait dengan keberadaan dari seorang pemilik yang mengendalikan pemenfaatan perangkat lunak tersebut. Selama kaitan tersebut ada, kita akan sering berhadapan dengan pemilihan perangkat lunak berpemilik, atau tidak. Namun, kaitan tersebut tidak terhindari, selain menjadi akibat dari sebuah kebijaksanaan publik yang kita pertanyakan: keputusan untuk berpemilik. Untuk memformulasikan pilihan tersebut antara perangkat lunak berpemilik dengan tidak adanya perangkat lunak adalah dengan menjadi tanda tanya.
Timbullah pertanyaan, ``Haruskah pengembangan perangkat lunak dikaitkan dengan kepemilikan untuk membatasi penggunaannya?
Untuk menjawabnya, kita harus menilai dampak kepada masyarakat dari kedua kegiatan tersebut secara terpisah, yaitu dampak terhadak pengembangan perangkat lunak (terlepas ketentuan penyalurannya), serta dampak dari pembatasan penggunaannya (dengan berasumsi perangkat lunak telah dikembangkan). Jika salah satu aktifitas ini menguntungkan dan yang lainnya merugikan, kita lebih baik memutuskan hubungannya dan hanya melakukan yang menguntungkan saja.
Dari sudut pandang yang berbeda, dapat dikatakan jika pembatasan distribusi sebuah program yang telah dikembangkan merugikan masyarakat secara keseluruhan, maka bagi pengembang perangkat lunak yang beretika akan menolak melakukan hal tersebut.
Untuk menentukan dampak dari membatasi berbagi pemanfaatan bersama, kita perlu membandingkan nilainya terhadap masyarakat dari sebuah program yang dibatasi (berpemilik) dengan program yang disediakan untuk setiap orang. Hal ini berarti membandingkan 2 buah hal yang mungkin terjadi.
Analisa ini juga menyinggung argumentasi tandingan sederhana, bahwa ``keuntungan memberikan sebuah salinan program kepada masyarakat dibatalkan akibat kerugian yang ditanggung oleh pemilik program''. Argumen ini berasumsi bahwa kerugian dan keuntungan adalah seimbang. Analisa ini melibatkan perbandingan tersebut, dan menunjukkan bahwa keuntungannya yang lebih besar.
Untuk menelaah argumentasi ini, mari kita tinjau bidang lain seperti: pembangunan jalan.
Dapat saja pembangunan semua jalan didanai dengan tol. Hal ini memerlukan adanya gerbang tol disetiap sudut jalan. Sistem ini dapat menyediakan dana untuk memperbaiki atau menambah jalan. Hal ini juga mengharuskan setiap pengguna jalan untuk membayar. Namun, sebuah gerbang tol hanyalah sebuah rintangan yang tidak ada kaitannya dengan bagaimana jalan dan kendaraan tersebut digunakan.
Dengan membandingkan kegunaan jalan biasa dengan jalan tol, didapatkan bahwa jalan tanpa gerbang tol lebih murah baik pembangunan, mau pun pemeliharaannya, serta lebih efisien penggunaannya (2). Di sebuah negara miskin, tol mungkin membuat jalan tidak diperuntukkan bagi seluruh penduduk. Jalan tanpa gerbang tol lebih menguntungkan bagi masyakarat dengan biaya yang lebih murah; hal ini lebih dipilih oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat seharusnya memilih untuk mendanai jalan dengan cara lain, bukan dengan tol. Penggunaan jalan, sekali dibuat haruslah bebas.
Pendapat bahwa iuran jalan tol merupakan satu-satunya cara mendapatkan dana, sebetulnya mengurangi pilihan para pengguna. Gerbang tol memang menaikkan pendapatan tetapi ada hal lain selain itu, kebanyakan jalan tol tidak lebih baik dari jalan biasa; membuat kita berpikir penggantian jalan oleh jalan tol tidak memberikan manfaat jika begitu perlu diganti kembali menjadi jalan biasa.
Tentu saja pembangunan jalan biasa juga memerlukan biaya, yang juga harus dibayar masyarakat dengan cara lain. Namun tidak seperti halnya pada jalan tol yang memerlukan gerbang tol. Kitalah yang harus membayar keduanya untuk mendapatkan nilai tambah dari uang kita dengan membeli jalan biasa.
Saya tidak mengatakan bahwa jalan tol itu lebih buruk dari pada tanpa ada jalan sama sekali. Hal ini hanya akan terjadi jika uang tol sedemikian besarnya sehingga tidak ada yang mau menggunakannya--ini pasti bukan kehendak para pemilik jalan tol. Namun, selama gerbang tol menyebabkan penghamburan uang dan ketidak-nyamanan, maka lebih baik untuk mencari dana dalam cara yang lain.
Dengan menggunakan alasan yang sama, saya akan menunjukkan bahwa menerapkan gerbang tol sebagai biaya yang harus dibayar masyarakat untuk penggunaan program perangkat lunak, sehingga program-program lebih mahal untuk dibuat, lebih mahal untuk dikembangkan, lebih mahal untuk dipasarkan, dan kurang memuaskan dan efisien untuk digunakan. Hal ini seharusnya diikuti dengan pendorongan pengembangan perangkat lunak dalam berbagai cara. Selanjutnya saya akan menerangkan metode lain untuk mendorong dan membiayai pengembangan perangkat lunak.
Misalnya suatu program telah selesai dikembangkan, dan semua biaya telah dibayar; dan sekarang masyarakat harus memilih apakah program tersebut akan dibuat berpemilik atau dibuat bebas. Anggap bahwa keberadaan dan kemampuan program tersebut diinginkan oleh masyarakat (3).
Pembatasan dalam pendistribusian dan pengubahan program tidak dapat mendukung kegunaannya. Batasan-batasan tersebut hanya mengganggu saja. Jadi dampaknya hanya negatif saja. Berapa besar dampak tersebut? Dan dampak seperti apa?
Terdapat tiga tingkatan yang merugikan akibat batasan pada suatu program:
Setiap tingkatan tersebut memiliki suatu bentuk hubungan yang serupa dengan gangguan psikososial. Gangguan psikososial ini berkenaan dengan pengaruh dimana keputusan-keputusan masyarakat selanjutnya akan memiliki rasa, perilaku, dan kecenderungannya masing-masing. Perubahan-perubahan ini akan berpengaruh pada cara masyarakat berpikir dalam hubungan mereka dengan masyarakat lainnya, dan dapat memiliki pokok selanjutnya.
Ketiga tingkatan tersebut menyia-nyiakan sebagian dari nilai program yang dapat dikontribusikan, akan tetapi pokok-pokok tersebut tidak dapat melenyapkannya sampai nol. Apabila hal tersebut menyia-nyiakan hampir seluruh nilai dari program, maka menulis suatu program akan mengganggu masyarakat pada hampir seluruh dari usaha yang dikeluarkan untuk menulis program. Terjadi perdebatan bahwa suatu program akan menguntungkan untuk dijual bila program tersebut menyediakan beberapa jaringan yang mengatur keuntungan utama.
Bagaimana pun juga, dengan memperhatikan bentuk gangguan psikososial, tidak ada batas pada gangguan yang dapat dilakukan oleh pengembangan perangkat lunak berpemilik.
Tingkat gangguan pertama merintangi penggunaan sederhana dari sebuah program. Salinan sebuah program memiliki biaya marjinal yang nyaris nol (dan anda dapat membayar biaya ini dengan mengerjakan pekerjaan anda sendiri), jadi dalam pasar bebas, program tersebut memiliki harga yang mendekati nol. Biaya lisensi memberikan hambatan yang cukup besar dalam menggunakan program tersebut. Apabila ada program yang sebenarnya dapat sangat bermanfaat bila digunakan secara luas tetapi ternyata dibuat berpemilikan, maka hanya akan sedikit orang yang akan menggunakan program tersebut.
Sangatlah mudah, menunjukkan bahwa kontribusi suatu program dalam masyarakat akan berkurang bila program tersebut berpemilik. Setiap pengguna program yang potensial dihadapkan pada keharusan untuk membayar bila ingin menggunakan program. Ada yang memilih untuk membayar, ada juga yang memilih untuk tidak menggunakan program tersebut. Ketika seorang pengguna memilih untuk membayar, ini merupakan pemindahan sebesar nol dari kemakmuran antara dua pihak. Tapi terkadang seseorang memilih untuk tidak menggunakan program tersebut dan ini dapat mengganggu orang tersebut tanpa memberikan keuntungan apa pun bagi siapa pun. Jumlah dari angka negatif dengan nol pasti akan menghasilkan angka negatif.
Namun hal tersebut tidak akan mengurangi usaha yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu program. Sebagai hasilnya, efisiensi dari keseluruhan proses, dalam mencapai kepuasan pengguna per jam kerja, akan berkurang.
Ini merupakan perbedaan hakiki antara salinan sebuah program dengan mobil, kursi, atau roti. Hingga kin, belum ada mesin duplikasi seperti di film fiksi sains. Namun program sangatlah mudah untuk dibuat salinannya; siapa pun dapat membuat berapa pun jumlah salinan yang diinginkan, dengan usaha yang sangat kecil. Hal ini tidak berlaku untuk obyek material karena bahannya diawetkan, masing-masing salinan harus dibuat dari bahan-bahan mentah, sehingga pembuatannya sama saja dengan pembuatan pada waktu pertama kali.
Rintangan dalam penggunaan barang menjadi masuk akan karena makin sedikit bahan yang dibeli berarti makin sedikin bahan mentah dan usaha yang diperlukan untuk membuat barang-barang tersebut. Untuk penggandaan barang, cara yang sama tidak dapat dipakai, karena makin sedikit bahan yang dibeli berarti makin sedikin bahan mentah dan usaha yang diperlukan untuk membuat barang-barang tersebut. Memang benar bahwa tetap ada biaya awal, biaya pengembangan, yang muncul selama proses produksi. Tetapi selama biaya marjinal dari produksi tersebut signifikan, menambah bagian biaya pengembangan tidak akan menghasilkan perbedaan secara kualitatif. Dan juga tidak mensyaratkan batasan-batasan kebebasan dari pengguna-pengguna biasa.
Bagaimana pun juga, membebankan biaya pada sesuatu yang seharusnya dapat bebas merupakan perubahan secara kualitatif. Pembebanan biaya yang bersifat terpusat terhadap distribusi perangkat lunak menjadi suatu hambatan.
Terlebih lagi, produksi terpusat yang berlaku dewasa ini sangatlah tidak efisien, bahkan sebagai cara untuk mengedarkan perangkat lunak. Sistem ini termasuk pengemasan piringan atau pita dalam kemasan yang berlebihan, yang kemudian dikirim dalam jumlah yang besar ke seluruh dunia, untuk disimpan serta kemudian dijual. Ini dianggap sebagai biaya dalam melakukan bisnis, namun nyatanya ini merupakan bagian dari pemborosan yang diakibatkan oleh adanya kepemilikan.
Seandainya anda dan tetangga anda sependapat bahwa sebuah program tertentu itu bermanfaat. Secara etika bertetangga, anda seharusnya merasa bahwa penanganan situasi yang pantas memungkinkan anda berdua untuk menggunakannya. Bila sebuah proposal mengizinkan hanya salah satu dari anda untuk menggunakan program, sedangkan menolak yang lainnya, maka anda mau pun tetangga anda pasti tidak dapat menerimanya.
Menandatangani sebuah ketentuan lisensi perangkat lunak pada umumnya merupakan pengkhianatan kepada tetangga anda: ``Saya berjanji untuk mencabut hak penggunaan perangkat lunak tetangga saya, sehingga saya dapat memiliki salinannya untuk diri saya sendiri.'' Orang yang memilih pilihan seperti itu mendapatkan tekanan psikologis dalam dirinya untuk membenarkan ketentuan tersebut, dengan menurunkan prioritas kepentingan untuk menolong tetangga mereka, sehingga jiwa masyarakat menderita. Hal ini adalah kerusakan psikososial yang terkait dengan penghambatan penggunaan program oleh orang lain.
Banyak pengguna yang secara tidak sadar menyadari kekeliruan dalam penolakan penggunaan bersama, sehingga mereka memutuskan untuk mengabaikan lisensi dan hukum, serta tetap berbagi program tersebut. Namun pada umumnya, mereka merasa bersalah dalam melakukan hal tersebut. Mereka sadar bahwa mereka harus melanggar hukum agar dapat menjadi tetangga yang baik, tetapi mereka masih tetap memandang otoritas hukum, dan mereka menyimpulkan bahwa menjadi tetangga yang baik (yang mana mereka memang seperti itu) adalah buruk dan memalukan. Hal tersebut juga tergolong dalam kerugian psikologis, seseorang yang dapat menghindarinya dengan menyatakan bahwa perijinan dan hukum tidak mempunyai kekuatan moral.
Para pemrogram pun mengalami tekanan batin saat mengetahui bahwa akan banyak pengguna yang tidak akan diizinkan untuk menggunakan hasil karyanya. Hal ini mengakibatkan mereka bersikap sinis atau melakukan penolakan. Seorang pemrogram mungkin akan menguraikan secara antusias hasil karyanya yang secara teknis dianggapnya sangat menarik, namun jika ditanya ``Apakah saya akan diizinkan untuk mempergunakannya?'' dia akan menunduk, dan dia akan mengakuinya dengan menjawab tidak. Untuk menghindari merasa bersalah, entah ia akan selalu mengabaikan kenyataan atau bersikap sinis untuk mengurangi kepentingan tersebut.
Sejak masa pemerintahan Reagan, ketakutan terbesar di Amerika Serikat bukanlah penemuan teknis, melainkan lebih kepada keinginan untuk bekerja sama untuk kepentingan orang banyak. Tidaklah masuk akal untuk menganjurkan penemuan teknis dengan mengorbankan kepentingan orang banyak.
Masalah tingkat dua perihal kerugian materi ialah ketidaksanggupan mengadaptasi program. Kemudahan mengubah suatu perangkat lunak ialah suatu kelebihan utama dibandingkan teknologi aslinya. Namun sebagian besar perangkat lunak komersial yang tersedia tidak dapat dimodifikasi setelah dibeli. Perangkat lunak tersebut telah tersedia dan pilihan kita hanya membeli dan menggunakannya atau tidak sama sekali.
Sebuah program yang dapat kita jalankan sebenarnya terdiri atas sederet angka-angka yang maknanya tidak jelas. Tidak seorang pun, meski pun seorang pemrogram yang baik, mampu dengan mudah mengubah angka-angka tersebut agar program melakukan sesuatu yang berbeda.
Para pemrogram pada umumnya bekerja dengan menggunakan ``source code'' yang ditulis dalam bahasa pemrograman seperti Fotran atau C. Kode program tersebut menggunakan penamaan untuk menunjukkan data yang digunakan dan bagian dari program, sementara operasi-operasi diwakili dengan simbol seperti '+' untuk penambahan dan '-' untuk pengurangan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu para pembuat program dalam membaca dan mengubah program. Di bawah ini adalah sebuah contoh program untuk menghitung jarak antara 2 titik pada pesawat terbang:
float distance (p0, p1) struct point p0, p1; { float xdist = p1.x - p0.x; float ydist = p1.y - p0.y; return sqrt (xdist * xdist + ydist * ydist); }
Dan ini merupakan hasil dari program diatas, pada komputer yang biasa saya gunakan:
1314258944 -232267772 -231844864 1634862 1411907592 -231844736 2159150 1420296208 -234880989 -234879837 -234879966 -232295424 1644167167 -3214848 1090581031 1962942495 572518958 -803143692 1314803317
Source code sangat berguna (paling tidak secara potensial) untuk semua pengguna program. Namun sebagian besar para pengguna tidak diizinkan untuk memiliki salinan source code tersebut. Biasanya source code program berpemilik dijaga kerahasiaannya oleh pemiliknya, untuk menghindarkan seseorang mempelajarinya. Para pengguna hanya menerima berkas berupa deretan angka-angka yang dapat dijalankan. Ini berarti hanya pemilik program yang dapat melakukan perubahan terhadap program tersebut.
Seorang teman pernah bercerita kepada saya, bahwa ia pernah bekerja sebagai pemrogram pada sebuah bank selama 6 bulan, menulis sebuah program yang serupa dengan program yang telah tersedia secara komersial. Ia yakin bahwa jika ia dapat memiliki source code dari program komersial itu, maka akan semakin mudah baginya untuk melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan bank tersebut. Bank tempatnya bekerja bersedia untuk membayar source code tersebut tetapi si pemilik tidak mengizinkan karena merupakan sesuatu yang dirahasiakan. Jadi ia terpaksa menghabiskan 6 bulan untuk membuat program tersebut dan meski waktu kerjanya dihitung dalam GNP namun sebetulnya dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sia-sia.
Laboratorium Kecerdasan Buatan (AI lab) MIT menerima hibah sebuah pencetak grafik dari XEROX pada tahun 1977. Pencetak grafik tersebut dapat dijalankan dengan perangkat lunak bebas sehingga kami dapat menambahkan beberapa hal-hal khusus. Sebagai contoh, perangkat lunak dapat memberitahu pengguna setelah ia menyelesaikan pencetakan. Bila pencetak tersebut mempunyai masalah seperti kemacetan atau kekurangan kertas, perangkat lunak akan memberitahu semua pengguna yang sedang menunggu giliran mencetak. Fasilitas ini berjalan dengan baik.
Kemudian XEROX memberikan AI lab sebuah pencetak yang lebih baru, lebih cepat dan merupakan salah satu dari pencetak laser pertama. Proses pencetakan dikendalikan oleh sebuah perangkat lunak berpemilik dan bekerja pada sebuah komputer khusus yang terpisah. Akibatnya AI lab tidak dapat melakukan modifikasi terhadap perangkat lunak tersebut. Kami hanya dapat mengatur pengiriman pemberitahuan ketika sebuah pencetakan telah dikirim pada komputer yang dimaksud, namun tidak dimungkinkan bila sedang berada dalam proses pencetakan (ini memakan tenggang waktu yang cukup lama). Tidak ada mekanisme untuk mengetahui apakah sebuah pencetakan sedang dalam proses, kita hanya dapat menebak apa yang terjadi. Dan tidak ada mekanisme yang akan menginformasikan ketika terjadi kemacetan kertas. Jadi, sering kali pencetak tidak bekerja selama satu jam.
Para pemrogram sistem di lab AI mempunyai kemampuan untuk menanggulangi masalah ini, bahkan mungkin sehandal pemrogram aslinya. Namun XEROX tidak tertarik untuk memperbaikinya, dan mencegah kami menyelesaikan masalah itu. Jadi kami harus menerima apa adanya dan permasalahan itu tidak pernah diperbaiki..
Kejadian seperti ini seringkali dialami oleh para pemrogram yang baik. Sebuah bank dapat saja menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi dengan membuat program baru dari permulaan, tetapi seorang pengguna biasa yang tidak memiliki kemampuan untuk itu, hanya dapat menyerah.
Menyerah dapat menyebabkan kerusakan psikososial---terhadap semangat pengandalan diri sendiri. Adalah suatu penurunan semangat bila kita hidup dalam sebuah rumah yang tidak dapat kita atur ulang sesuai kebutuhan. Dan pada akhirnya hal tersebut akan mengakibatkan suatu pengunduran diri dan keputusasan, yang akan berdampak pada aspek lainnya dalam hidup. Orang yang memiliki perasaan ini sangat tidak bahagia dan merasa tidak dapat berkarya maksimal.
Bayangkan bagaimana jika resep makanan diperlakukan dengan cara yang serupa dengan perangkat lunak. Mungkin kita akan berkata, ``Bagaimana caranya mengubah masakan ini agar tanpa garam?'', dan sang koki mungkin akan berkata, ``Berani sekali kau menghina masakan saya, karya dan cita rasaku, dan merusaknya dengan melakukan itu? Kau tidak punya hak untuk mengubah resepku dan membuatnya sesuai keinginanmu!''
``Tetapi dokter saya mengatakan bahwa saya tidak seharusnya makan makanan yang bergaram! Apa yang dapat saya lakukan? Maukah anda mengurangi garamnya untuk saya?''
``Dengan senang hati akan saya lakukan, bayaran saya hanyalah $50.000.'' Dan bila seseorang mempunyai monopoli dalam modifikasi, bayarannya akan semakin mahal. ``Namun, saat ini saya tidak mempunyai waktu. Saya sedang sibuk membuat sebuah resep baru berupa kue berbentuk kapal untuk Departemen Angkatan Laut. Aku mungkin akan membantumu sekitar 2 tahun lagi.''
Masalah tingkat tiga perihal kerugian materi mempengaruhi pengembangan perangkat lunak. Sebelumnya, mengembangkan perangkat lunak merupakan proses yang berevolusi. Seseorang akan mempelajari sebuah program jadi serta menulis ulang beberapa fitur baru, lalu seseorang lain akan menulis ulang bagian lainnya: pada beberapa kasus, proses ini terus berlangsung dalam periode lebih dari dua puluh tahun. Sementara itu, bagian dari program tersebut akan dicopot untuk membentuk awal pengembangan suatu program lain.
Keberadaan pemilik perangkat lunak menghalangi proses evolusi ini, sehingga seorang harus selalu memulai dari nol untuk mengembangkan suatu program. Hal ini juga mencegah para praktisi baru untuk mempelajari program yang telah ada tersebut untuk mencari teknik yang bermanfaat atau bahkan bagaimana suatu program besar dapat distrukturisasi.
Pemilik pun menghambat proses pendidikan. Saya telah bertemu dengan banyak siswa cemerlang dalam ilmu komputer yang tidak pernah melihat source code dari sebuah program besar. Mereka mungkin mampu menulis program kecil dengan baik, namun mereka tidak dapat mulai mempelajari keahlian yang berbeda dalam menulis program yang besar jika mereka tidak dapat melihat bagaimana orang lain melakukannya.
Dalam bidang ilmu apa pun, seseorang akan mencapai puncak yang lebih dengan berdiri di atas bahu orang lain. Tetapi hal tersebut secara umum tidak dapat berlaku dalam bidang perangkat lunak--anda hanya dapat berdiri di atas bahu orang lain yang berada dalam perusahaan yang sama.
Kerusakan psikososial tersebut mempengaruhi semangat kerja sama ilmiah, yang biasanya begitu kuat sehingga para ilmuwan dapat bekerja sama walaupun negara mereka sedang dalam keadaan perang. Dengan semangat ini, para ahli kelautan Jepang meninggalkan laboratorium mereka pada sebuah pulau di lautan Pasifik dengan seksama meninggalkan pekerjaan mereka secara utuh sebelum diserbu para marinir Amerika Serikat, serta meninggalkan sebuah catatan yang meminta mereka untuk menjaganya dengan baik.
Pertentangan kepentingan untuk memperoleh keuntungan telah menghancurkan apa terselamatkan dalam konflik internasional. Dewasa ini para ilmuwan pada kebanyakan bidang tidak mempublikasikan pekerjaan mereka sehingga cukup bagi orang lain untuk mengulangi percobaan mereka. Mereka hanya mempublikasi pekerjaan mereka sehingga cukup bagi para pembaca untuk mengagumi seberapa banyak yang telah dapat mereka lakukan. Hal ini benar secara pasti dalam ilmu komputer, di mana source code untuk program yang dilaporkan biasanya bersifat rahasia.
Saya telah membahas dampak dari mencegah seseorang untuk menyalin, mengubah, serta membuat sebuah program. Saya belum menjabarkan bagaimana hambatan ini terjadi, karena hal tersebut tidak akan mempengaruhi kesimpulannya. Apakah hal tersebut dilakukan oleh proteksi penyalinan, atau hakcipta, atau lisensi, atau enkripsi, atau kartu-kartu ROM, atau nomor seri perangkat keras; jika hal tersebut berhasil menghalangi penggunaan, maka hal tersebut dinyatakan merusak.
Para pengguna tentu saja menganggap ada dari cara tersebut lebih tidak menyebalkan daripada cara lainnya. Saya berpendapat bahwa metode-metode yang paling tidak disukai tersebut adalah metode yang paling mencapai sasaran mereka.
Saya telah menunjukkan bagaimana kepemilikan sebuah program--kekuasaan untuk membatasi pengubahan atau penyalinannya-- akan merusak. Dampak negatifnya tersebar luas dan penting. Hal ini mengakibatkan dalam masyarakat seharusnya tidak terdapat pemilik program.
Cara lain untuk memahami bahwa masyarakat membutuhkan perangkat lunak bebas, dan bahwa perangkat lunak berpemilik merupakan pengganti yang buruk. Menganjurkan pengganti tersebut bukanlah cara yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan.
Valvac Havel telah menasehati kita untuk ``Kerjakanlah sesuatu karena kebaikan, bukan hanya karena ada kesempatan berhasil.'' Bisnis membuat suatu perangkat lunak berpemilik berkesempatan untuk berhasil dalam pandangan mereka yang sempit, tetapi bukan dalam yang baik untuk masyarakat.
Jika kita menghilangkan HaKI sebagai suatu cara untuk mendorong pengembangan perangkat lunak, maka pertama-tama pengembangan perangkat lunak semakin sedikit, tetapi perangkat lunak tersebut akan lebih berguna. Belum dapat dipastikan apakah kepuasan pemakai terhadap perangkat lunak tersebut akan berkurang atau tidak; tetapi jika ternyata memang demikian, atau jika kita ingin meningkatkannya, ada cara-cara lain untuk mendorong pengembangan, seperti halnya ada banyak cara untuk mengumpulkan uang untuk jalanan, selain melalui gerbang tol. Sebelum saya membicarakan bagaimana hal ini dapat dilakukan, pertama-tama saya akan mempertanyakan seberapa besar dorongan buatan yang benar-benar dibutuhkan.
Ada beberapa hal dari suatu pekerjaan dimana hanya sedikit orang mau terlibat di dalamnya kecuali untuk uang; misalnya pembangunan jalan. Ada bidang studi dan seni lain dimana kesempatan untuk menjadi kaya sangat kecil, di mana orang menggelutinya untuk kesenangan atau merasakan nilai di masyarakat. Contohnya logika matematika, musik klasik, dan arkeologi; dan pengorganisasian politik di antara para pekerja. Orang-orang akan bersaing, lebih menyedihkan daripada sesuatu yang pahit, untuk berebut sedikit posisi jabatan yang ada, yang sebetulnya dengan bayaran yang kurang layak. Mereka bahkan membayar untuk mendapat kesempatan bekerja di suatu bidang tertentu, jika mampu melakukannya.
Keadaan seperti tersebut di atas dapat berubah dalam seketika jika bidang tersebut mulai menjanjikan kesempatan untuk kaya. Ketika seorang pekerja menjadi kaya, orang lain akan menginginkan kesempatan yang sama. Tak lama kemudian, semua orang mungkin akan meminta imbalan uang yang besar untuk melakukan hal yang biasanya dilakukan untuk kesenangan. Pada saat beberapa tahun kemudian, semua orang yang berhubungan dengan bidang tersebut akan mencemooh ide di mana pekerjaan akan diselesaikan tanpa adanya imbalan uang yang besar. Mereka akan menyarankan para legislatur untuk memastikan bahwa imbalan seperti itu memungkinkan adanya hak istimewa khusus, wewenang dan monopoli yang penting untuk dimiliki dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Perubahan ini terjadi pada bidang pemrograman komputer pada dasawarsa yang masa lalu. Lima belas tahun yang lalu, terdapat suatu artikel tentang ``kecanduan komputer'' (Computer Addiction): para pengguna sedang ``onlining'' dengan biaya sekitar seratus-dollar-se-minggu. Secara umum juga dipahami bahwa kecinta ini sering memicu keretakan pernikahan. Dewasa ini, umumnya dapat dipahami tidak ada seorang pun yang ingin membuat program kecuali dibayar mahal. Orang-orang telah melupakan apa yang mereka ketahui 15 tahun yang lalu.
Walau pun benar bahwa suatu saat kebanyakan orang akan bekerja pada sesuatu bidang yang dengan bayaran tinggi, tidaklah berarti bahwa harus benar selama-lamanya. Perubahan dinamis berbalik, jika masyarakat memberikan suatu dorongan. Jika kita mengambil kesempatan untuk menjadi makmur yang berlebihan, sesaat kemudian, ketika orang baru saja menata tingkah lakunya kembali, mereka sekali lagi akan memiliki hasrat bekerja untuk mendapatkan suatu kesenangan.
Lalu pertanyaan, ``Bagaimana kita dapat membayar para pemrogram?'' akan menjadi suatu soal yang lebih mudah ketika kita menyadari bahwa masalahnya bukan membayar tinggi. Kehidupan yang biasa saja lebih mudah untuk dipelihara.
Institusi-institusi yang memperkerjakan pemrogram tidaklah harus sebuah perusahaan perangkat lunak. Banyak institusi yang ada dapat melakukan hal ini.
Para pembuat perangkat keras berpendapat bahwa mendukung pengembangan perangkat lunak sangatlah penting walau pun mereka tidak dapat mengendalikan penggunaan dari perangkat lunak. Pada tahun 1970, kebanyakan dari perangkat lunak yang mereka miliki bebas karena mereka tidak berpikiran untuk membatasinya. Sekarang, mereka meningkatkan keinginan untuk mengikuti konsorsium yang menunjukkan kesadaran mereka bahwa memiliki perangkat lunak tidak begitu penting untuk mereka.
Kalangan Universitas terlibat dalam banyak proyek pemrograman. Dewasa ini, mereka sering menjual hasilnya, namun pada tahun 1970, hal itu tidak dilakukannya. Apakah ada keraguan bahwa unversitas akan mengembangkan perangkat lunak bebas jika mereka tidak memperbolehkan untuk menjual perangkat lunak? Padahal kegiatan tersebut didanai dari kontrak/ hibah pemerintah yang sama dengan sumber dana pengembangan perangkat lunak berpemilik.
Telah menjadi umum dewasa ini bahwa para peneliti di universitas mendapatkan hibah pengembangan sistem yang dikerjakan hingga hampir rampung, lalu dianggap ``selesai''. Kemudian mereka mendirikan sebuah perusahaan untuk menyelesaikan proyek tersebut dan hingga menjadi sesuatu yang berguna. Terkadang mereka menyatakan versi yang belum selesai ``bebas''; dan jika mereka benar-benar berniat tidak baik, mereka malahan meminta lisensi ekslusif dari pihak universitas. Ini bukanlah suatu rahasia, hal ini diakui secara terbuka oleh semua orang yang berkepentingan. Padahal jika para peneliti tidak berhadapan dengan godaan ini, mereka akan tetap melakukan penelitian.
Para pemrogram penulis perangkat lunak bebas dapat memperoleh nafkah berjualan jasa yang masih berhubungan dengan perangkat lunak. Saya pernah diperkerjakan untuk port Kompiler GNU C pada perangkat keras baru, serta pengembangkan eksntensi antarmuka pengguna pada GNU Emacs (Saya akan memberikan hasil ini kepada khalayak umum, jika pekerjaan tersebut rampung). Saya juga mengajar beberapa kelas dengan mendapatkan bayaran.
Saya tidak sendirian dalam pekerjaan semacam ini; sekarang yang ada sebuah perusahaan sukses yang terus berkembang dengan hanya mengerjakan hal seperti ini. Banyak perusahaan lain yang juga menyediakan dukungan komersial untuk perangkat lunak bebas sistem GNU. Ini merupakan awal dari industri pendukung perangkat lunak bebas, sebuah industri yang dapat menjadi besar jika perangkat lunak bebas menjadi hal yang lazim. GNU memberikan para pengguna sebuah pilihan yang umumnya tidak didapatkan pada perangkat lunak berpemilik, kecuali jika sangat kaya.
Institusi-institusi baru seperti Free Software Foundation (FSF, Yayasan Perangkat Lunak Bebas) juga mendanai para pemrogram. Kebanyakan dana dari para pengguna yang membeli perangkat lunak melalui pos. Perangkat lunak tersebut bebas, yang berarti semua pengguna mempunyai kebebasan untuk menyalin dan merubahnya, ternyata banyak yang membayar untuk mendapatkan salinannya (Mengingat bahwa ``perangkat lunak bebas'' merujuk ke kebebasan bukan pada harga). Beberapa pengguna memesan tape yang sudah ada salinannya, sebagai cara untuk membuat kontribusi yang mereka rasa bahwa kita patut mendapatkannya. Yayasan juga menerima dana yang cukup besar dari pabrik/ pembuat komputer.
Free Software Foundation merupakan sebuah organisasi nirlaba, dan pendapatannya digunakan untuk memperkerjakan sebanyak mungkin para pemrogram. Jika semua ini dipersiapkan sebagai sebuah bisnis, menyalurkan perangkat lunak bebas yang sama pada masyarakat umum dengan biaya yang sama, hal ini akan memberikan kehidupan yang bagus untuk pendirinya.
Karena yayasan ini nirlaba, para pemrogram sering bekerja untuk yayasan dengan upah setengah dari apa yang mereka dapat kerjakan di tempat lain. Mereka melakukan ini karena kita bebas dari birokrasi, dan karena mereka merasa puas dengan mengetahui bahwa pekerjaan mereka tidak akan dihalangi dari pemakaiannya. Kebanyakan mereka melakukannya karena memrogram menyenangkan. Sebagai tambahan, para sukarelawan telah menulis banyak program yang berguna untuk kita (Baru-baru ini, bahkan para penulis teknis telah mulai untuk bersuka rela).
Ini menegaskan bahwa memrogram merupakan bidang yang sangat mempersona, bersama-sama dengan bidang seperti musik dan seni. Kita tidak harus takut bahwa tidak akan ada yang ingin memrogram.
Terdapat alasan kuat bagi para pengguna perangkat lunak merasakan sebuah kewajiban moral untuk mendukung perangkat tersebut. Para pengembang perangkat lunak bebas membantu kegiatan para pengguna, hingga cukup adil jika para pengguna memberi dana kepada para pengembang demi kesinambungannya.
Bagaimana pun, hal ini tidak berlaku pada pengembang software berpemilik, karena menghalangi lebih patut mendapatkan hukuman daripada penghargaan.
Dengan demikina, kita mempunyai paradox: para pengembang perangkat lunak yang bermanfaat berhak mendapatkan dukungan dari para pengguna, namun usaha apa pun untuk mengubah kewajiban moral ini menjadi keharusan merusak dasar dari kewajiban sebelumnya. Para pengembang hanya dapat memiliki pilihan antara ``layak mendapatkan'' atau ``mengharapkan penghargaan'', namun tidak keduanya.
Saya yakin bahwa pengembang yang beradab menghadapi paradox ini dengan berperilaku sehingga merasa layak mendapatkan penghargaan, namun penghargaan tersebut dikeluarkan secara sukarela oleh para pengguna. Pada akhirnya pengguna akan belajar mendukung pengembang tanpa paksaan, sama seperti mereka belajar untuk mendukung radio umum dan stasiun TV.
Jika semua perangkat lunak bebas, para pemrogram akan tetap ada, namun mungkin lebih sedikit. Akankah hal ini berdampak buruk bagi masyarakat?
Belum tentu. Dewasa ini di negara maju terdapat lebih sedikit petani dibandingkan tahun 1900, namun kita tidak menganggap hal ini buruk bagi masyarakat, karena yang sedikit ini memberikan makanan lebih banyak kepada konsumen dibandingkan yang banyak pada dahulu. Inilah yang kita sebut peningkatan produktivitas. Perangkat lunak bebas akan memerlukan programmer lebih sedikit untuk memenuhi permintaan karena peningkatan produktivitas perangkat lunak pada semua bidang:
``Produktivitas Perangkat Lunak'' dapat berarti dua hal yang berbeda: keseluruhan produktivitas semua pengembangan perangkat lunak, atau produktivitas dari proyek individu. Secara keseluruhan produktivitas ialah apa yang masyarakat ingin tingkatkan, dan cara langsung untuk ini adalah mengurangi rintangan buatan untuk bekerjasama. Namun para peneliti yang mempelajari bidang ``produktivitas perangkat lunak'' hanya memfokuskan pada bagian kedua secara terbatas terbatas, dimana peningkatan memerlukan teknologi canggih yang sulit
Apakah tidak dapat dihindari bahwa orang akan mencoba untuk bersaing, untuk mengungguli lawan mereka dalam masyarakat? Mungkin betul. Namun kompetisi itu sendiri tidak berbahaya; yang berbahaya sebetulnya perseteruan.
Ada berbagai cara untuk bersaing. Persaingan dapat berupa mencoba meraih lebih, melebihi apa yang telah dilakukan yang lain. Sebagai contoh, dahulu ada perlombaan antara para jago pemrogram--perlombaan membuat komputer melakukan hal mengagumkan, atau yang dapat membuat program terpendek atau tercepat untuk suatu tugas. Perlombaan seperti itu akan berguna untuk semua, selama sportifitas tetap dijaga.
Persaingan yang membangun akan cukup untuk mendorong orang untuk memberikan kemampuan terbaiknya. Sejumlah orang berlompa untuk menjadi pertama yang mengunjungi semua negara di bumi; bahkan beberapa menghabiskan banyak uang untuk ini. Tetapi mereka tidak menyuap kapten kapal untuk menterlantarkan saingan mereka ke pulau terpencil. Mereka membiarkan yang terbaik yang menang.
Persaingan menjadi perseteruan ketika para pelaku mulai saling menghambat dari pada berusaha meningkatkan kemampuan diri sendiri --yaitu ketika ``Biarkan yang terbaik menang'' menjadi ``Biarkan saya menang, terbaik atau pun tidak''. Perangkat lunak berpemilik merupakan sesuatu yang berbahaya, bukan karena ini merupakan bentuk persaingan, namun karena ia merupakan bentuk perseteruan diantara warga dalam masyarakat kita.
Persaingan dalam bisnis belum tentu merupakan perseteruan. Sebagai contoh, ketika dua toko grosir bersaing, upaya mereka sepenuhnya untuk meningkatkan usaha mereka, bukan untuk mensabotase saingan mereka. Tetapi ini tidak menunjukkan komitmen khusus pada etika berbisnis; sebaliknya ada sedikit ruang perseteruan dalam bisnis yang mempunyai sedikit kekerasan fisik. Tidak semua area bisnis mempunyai karakter ini. Menyembunyikan informasi yang dapat membantu kemajuan orang adalah salah satu bentuk dari persiteruan.
Ideologi bisnis tidak menyiapkan orang untuk menolak godaan untuk berseteru saat bersaing. Beberapa bentuk perseteruan telah dilarang dengan hukum anti-monopoli. hukum kejujuran beriklan, dan sebagainya. Namun bukannya diperluas dengan melarang semua bentuk perseteruan, para eksekutif justru menciptakan bentuk-bentuk lain dari perseteruan yang tidak dilarang secara khusus. Sumber daya dalam masyarakat telah dihabiskan dengan sia-sia dalam penyama-rataan ekonomi dari perang saudara dari golongan masyarakat tertentu.
Di Amrik, setiap pendukung dari selain bentuk yang paling ekstrim dari toleransi keegoisan telah sering mendengar tuduhan ini. Sebagai contoh, dituduhkan kepada para pendukung dari sistem kesehatan nasional, seperti yang ditemukan di negara industri lain di bebas dunia ini. Tuduhan ini juga dilontarkan untuk menentang para pendukung dari masyarakat pendukung seni, juga hal yang universal dalam negara maju. Ide bahwa para warga negara memiliki kewajiban terhadap kebaikan masyarakat diidentifikasikan di Amrik dengan komunisme. Namun, seberapa miripkah ide-ide tersebut?
Pelaksanan komunisme di Uni Soviet merupakan sebuah sistem pengendalian terpusat dengan semua kegiatan diatur demi kepentingan bersama--pada kenyataannya, untuk kepentingan anggota partai komunis. Dan peralatan foto-kopi dijaga sangat ketat untuk menghindari penyalinan tidak sah.
SIstem HaKI Amrik menerapkan pengendalian terpusat untuk penyebaran program, serta mengawasi skema perlindungan peralatan penyalin untuk mencegah penyalinan yang tidak sah.
Sebaliknya, saya bekerja untuk membangun sebuah sistem agar orang bebas untuk memutuskan tindakan mereka sendiri; dalam beberapa hal, bebas menolong sekeliling mereka, serta bebas merubah dan memperbaiki alat yang mereka pakai dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sebuah sistem atas dasar kerjasama sukarela dan tidak terpusat.
Jadi, jika kita menilai kesamaannya dengan komunisme di Rusia, adalah para pemilik perangkat lunaklah yang merupakan komunis.
Anggapan saya dalam tulisan ini, bahwa para pengguna perangkat lunak sama pentingnya dengan penulis perangkat lunak, atau bahkan majikan dari penulis tersebut. Dengan kata lain, kebutuhan dan kepentingan mereka memiliki bobot yang sama, ketika kita memutuskan jalan tindakan mana yang terbaik.
Landasan ini tidak diterima secara umum. Banyak yang berpendapat bahwa pekerja dari pembuat secara mendasar lebih penting dari siapa pun. Mereka berkata, misalnya, bahwa tujuan adanya pemilik dari perangkat lunak ialah untuk memberi pemilik keunggulan yang layak diterima, tanpa menghiraukan kemungkinan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Hal tersebut tidak akan digunakan untuk membuktikan atau tidak membuktikan landasan tersebut. Pembuktian memerlukan berbagi landasan. Jadi semua yang saya telah katakan hanya ditujukan kepada yang berbagi dengan landasan yang saya pakai, atau paling tidak tertarik akan konsekuensi yang akan dihadapi. Untuk yang percaya bahwa pemilik lebih penting dari yang lainnya, tulisan ini akan sangat tidak relevan.
Namun mengapa ada sejumlah besar masyarakat Amrik menerima sebuah landasan yang hanya menguntungkan kepentingan sejumlah orang tertentu atas kepentingan yang lain? Sebagian karena kepercayaan bahwa landasan tersebut merupakan bagian dari tradisi hukum masyarakat Amrik. Sebagian lain merasakan bahwa meragukan landasan berarti menantang pokok dari masyarakat.
Sangatlah penting untuk orang-orang seperti ini mengetahui bahwa landasan tersebut bukan merupakan bagian dari tradisi hukum Amrik, tidak akan pernah.
Jadi, konstitusi Amrik menyatakan bahwa tujuan dari hak cipta ialah untuk ``mempromosikan kemajuan dari ilmu pengetahuan dan pemanfaatan seni''. Mahkamah Agung Amrik telah merinci hal tersebut, dalam kasus perkara ``Fox Film lawan Doyal'' bahwa ``Satu-satunya kepentingan dari Amrik serta tujuan utama dalam memberikan monopoli [hak cipta] terletak pada keuntungan secara umum diperoleh masyarakat dari karya para pengarang dan penciptanya.''
Kita tidak diwajibkan untuk menyetujui Makamah Agung atau pun konstitusi Amrik (Pada waktu yang lalu, keduanya mendukung perbudakan). Sehingga fatwa mereka tidak membantah keunggulan pemilik landasan. Namun, saya berharap bahwa kepedulian terhadap anggapan sayap kanan radikal daripada sebuah pengakuan tradisional yang akan memperlemah daya tariknya.
Kita ingin beranggap bahwa masyarakat kita menganjurkan membantu sekeliling kita. Namun setiap kali kita memberi imbalan kepada orang lain untuk menghalangi, atau mengagumi mereka yang memperoleh kekayaannya dengan cara ini, kita sedang mengirimkan pesan yang sebaliknya.
Penimbunan perangkat lunak merupakan salah satu bentuk umum keinginan kita untuk mengabaikan kesejahteraan masyarakat untuk kepentingan pribadi. Kita bisa menelusuri ketidakpedulian ini dari Ronald Reagen hingga James Baker, dari Ivan Boesky sampai Exxon, mulai dari kegagalan bank sampai kegagalan sekolah. Kita dapat mengukur ketidakpedulian ini dengan jumlah tuna wisma dan jumlah narapidana. Semangat antisosial ini berkembang dengan sendirinya, sebab ketika seseorang melihat bahwa orang lain tidak akan membantunya, maka ia juga akan berpikir bahwa membantu mereka adalah hal yang sia-sia. Maka masyarakat akan luruh ke dalam sebuah belantara.
Jika kita tidak ingin hidup dalam sebuah belantara, kita harus dapat merubah kelakuan kita. Kita harus mulai memberi pesan bahwa seorang warga yang baik adalah yang mau bekerjasama ketika benar, bukan orang yagn sukses dari memanfaatkan orang lain. Saya harap pergerakan perangkat lunak bebas akan memberikan kontribusi dalam hal ini: setidaknya di satu bidang, akan menggantikan belantara dengan sistem yang lebih efisien dan didasarkan atas kerjasama secara sukarela.
Kembali ke halaman utama GNU.
Halaman ini dikelola oleh Kelompok Kerja Penterjemah Web Proyek GNU. Jika anda berminat untuk menjadi relawan penterjemah, atau ingin memberikan masukan dalam bahasa Indonesia, atau hanya sekedar ingin tahu lebih lanjut, silakan mengunjungi laman tersebut.
Silakan mengirimkan permintaan & pertanyaan (berbahasa Inggris) perihal FSF & GNU ke [email protected]. Terdapat berbagai cara lain untuk menghubungi FSF.
Silakan mengirimkan komentar (berbahasa Inggris) terhadap halaman-halaman ini ke [email protected]. Kirimkan pertanyaan lainnya ke [email protected].
Copyright (C) 1998, 2001 (Hak Cipta) Free Software Foundation, Inc., 51 Franklin St, Fifth Floor, Boston, MA 02110, USA.
Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted in any medium, provided this notice is preserved -- diizinkan untuk melakukan penyalinan utuh serta mendistribusikan seluruh berkas pada segala macam media, dengan ketentuan menyertakan nota hak cipta ini.
Perubahan terakhir: $Date: 2006/04/26 10:40:58 $ $Author: ramprasadb $